Belajar Bahasa Indonesia Itu Wajib, Titik!

Sebuah meme di Facebook memantik pikiranku. Meme itu berbunyi, “Ngapain belajar Bahasa Indonesia, kan kita udah bisa.” Bukan hanya bikin geregetan, tapi juga bikin aku pengen nepuk jidat orang-orang yang setuju dengan ide itu. Ironisnya, banyak yang mendukung meme tersebut tanpa berpikir panjang. Padahal, kalau mereka diminta menulis sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), aku yakin tangan mereka bakal gemetar, dan keringat dingin mulai mengalir.

Bahasa Indonesia Bukan Hanya Soal Bicara

Kebanyakan orang masih berpikir belajar Bahasa Indonesia hanya sekadar memperdalam kemampuan berbicara, padahal kenyataannya jauh lebih kompleks. Di sekolah, pelajaran Bahasa Indonesia bukan hanya mengajarkan kita berbicara, tetapi juga menyusun kalimat yang baik, menggunakan tanda baca yang benar, dan memahami ragam bahasa. Hal-hal seperti ini mungkin terdengar sepele, tapi coba deh, perhatikan betapa pentingnya penggunaan tanda baca. Satu koma bisa mengubah makna kalimat. Contoh sederhana, “Ayo makan, Budi” sangat berbeda artinya dengan “Ayo makan Budi.”

Selain itu, bahasa Indonesia terus berkembang. Ada banyak kosakata baru yang dimasukkan ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Misalnya, istilah “mouse” pada komputer yang dalam bahasa Indonesia disebut “tetikus.” Perubahan dan perkembangan seperti ini menunjukkan bahwa bahasa adalah sesuatu yang dinamis dan relevan untuk dipelajari seiring waktu.

Karya Tulis di Era Digital: Banjir Sampah atau Berlian?

Pernahkah kamu membaca cerita di platform seperti Wattpad atau sejenisnya? Aku sendiri sering mampir ke sana, tapi banyak cerita yang bikin aku mengelus dada. Tanda baca berantakan, dialog kaku, alur cerita nggak jelas—semuanya membuat karya tersebut terasa lebih mirip “sampah” daripada sebuah tulisan yang layak dibaca.

Kenapa ini bisa terjadi? Jawabannya sederhana: banyak orang yang meremehkan pentingnya belajar Bahasa Indonesia. Mereka merasa cukup tahu hanya karena bisa berbicara. Padahal, menulis adalah seni tersendiri. Dibutuhkan pemahaman tentang struktur kalimat, kosakata, dan gaya bahasa untuk menghasilkan tulisan yang enak dibaca.

Belajar Bahasa Indonesia seharusnya menjadi sarana untuk mengasah kemampuan ini. Dengan memahami kaidah yang benar, kita bisa menyusun cerita yang menarik, menyampaikan gagasan dengan jelas, dan bahkan menghasilkan karya sastra yang membanggakan.

Bahasa sebagai Identitas Bangsa

Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga identitas bangsa. Dengan memahami dan menguasai bahasa ini, kita ikut menjaga kekayaan budaya dan warisan leluhur. Lihat saja bagaimana negara lain sangat bangga dengan bahasa mereka, seperti Jepang, Jerman, atau Prancis. Mereka tidak hanya menggunakannya untuk berbicara, tetapi juga untuk menulis karya sastra, artikel, dan penelitian ilmiah yang diakui dunia.

Sebaliknya, di Indonesia, kita justru kerap menganggap enteng bahasa kita sendiri. Bahkan, sering kali kita lebih bangga menggunakan bahasa asing. Bukannya itu lucu?

Kesimpulan: Belajar Bahasa Indonesia Adalah Investasi

Belajar Bahasa Indonesia bukanlah hal yang remeh. Ini adalah investasi untuk masa depan. Dengan memahami bahasa ini secara mendalam, kita tidak hanya mampu berbicara, tetapi juga menulis dengan baik, menyampaikan ide dengan jelas, dan bahkan menciptakan karya yang bisa menginspirasi orang lain.

Jadi, untuk mereka yang setuju dengan meme “Ngapain belajar Bahasa Indonesia, kan kita udah bisa,” aku cuma mau bilang: coba dulu menulis satu paragraf sesuai EYD, lalu kita lihat siapa yang keringat dingin duluan. Jangan sampai, karena meremehkan, kita malah kehilangan salah satu warisan budaya paling berharga yang kita miliki.

You might also enjoy